Auratic Painting Blockchain & Digital Ink Block Art, Cara Baru Melukis di Era Digital
by Penulis, 2 Mar 2022
Menciptakan sebuah karya seni yang mempunyai nilai seni tinggi seperti lukisan memang tidak semudah yang kita bayangkan, perlu bakat khusus untuk membuat sebuah karya seni indah yang tentunya akan memiliki nilai jual. Namun saat ini penjualan hasil karya seni terutama lukisan sepertinya mengalami penurunan, mungkin perubahan zaman pun menjadi salah satu faktor penyebabnya. Apalagi kita saat ini sudah berada di era digital yang teknologinya terus berkembang dan semakin canggih.
Perkembangan era digital memang telah memengaruhi banyak aspek, termasuk aspek seni. Jika dulu seni menggambar atau melukis umumnya menggunakan media konvensional seperti kertas, kanvas dan menggunakan peralatan seperti kuas, cat air, cat minyak, kini seni lukis telah berkembang ke era digital art menggunakan multi-media platform dan berbagai software.
Dulu karya seni yang dihasilkan pun berbentuk visual nyata, seperti patung ukiran, patung pahatan, lukisan di kanvas dan juga batik tulis. Kini telah hadir salah satu karya seni lukis yang dibuat secara digital dengan bantuan software khusus, salah satunya yaitu Auratic Painting Blockchain.
Mungkin anda dan kebanyakan orang akan bingung karena baru mengetahui tentang karya seni ini, namun ada seorang yang bernama Eko Budhi Purwanto yang telah sukses menjalankan bisnis lukisan digital ini. Eko Budhi Purwanto adalah pelopor dan penggerak seni lukis auratik menggunakan tinta blok digital. Selain sebagai karya seni, lukisan auratik juga bertujuan untuk membantu program pemulihan psikologis, bagi keluarga, orang dewasa, dan anak-anak.
Sudah banyak sekali karya dan pendapatan yang dihasilkan dari Digital Ink Block Art ini, dan ini dia karya terkenal yang dihasilkan oleh Eko Budhi Purwanto. Diantaranya adalah;
Jamu Gendong
Pertama adalah lukisan auratic dengan judul Jamu Gendong. Karya seni ini memiliki detail motif, seperti banyak garis yang didominasi dengan warna kuning. Jamu gendong merupakan jamu yang diproduksi oleh rumah tangga dan dijual dalam kemasan botol.
Botol-botol tersebut akan tersusun dalam sebuah keranjang yang nantinya akan dibawa saat berjualan. Oleh sebab itu, jamu ini terkenal dengan sebutan ‘Jamu Gendong’. Karya ini dijual dengan harga 1000 euro.
Tiger
Karya keduanya berjudul Tiger atau Harimau. Dalam seratus tahun terakhir, populasi harimau di seluruh dunia telah menurun drastis, dari yang sebelumnya 100.000 ekor kini hanya menyisakan sekitar 4.000 ekor saja.
Karya seni digital ini mengungkap fakta bahwa predator eksotik tersebut mengalami ancaman kepunahan. Harga untuk satu karya ini sebesar 200 euro.
The Singer
Karya selanjutnya bertajuk The Singer, atau dalam bahasa Indonesia berarti Penyanyi. Lukisan yang dibuat dengan teknik digital ink block art mengungkap seorang penyanyi selalu memiliki konsekuensi untuk menjadi pengamen jalanan yang terpuruk di jalanan.
Kesuksesan merupakan impian semua penyanyi di dunia, meskipun harus dibayar dalam situasi yang begitu kelam. ‘The Singer’ dijual dengan harga 100 euro.
Itulah beberapa karya seni auratic painting atau seni blok tinta digital buatan Eko Budhi Purwanto. Untuk keasliannya, tidak perlu diragukan lagi karena telah terdaftar di Grahita Indonesia Incorporation. Yayasan Grahita Indonesia ini merupakan forum yang menampung semua lukisan auratik di seluruh dunia.
Artikel Terkait
Artikel Lainnya