Tanda-tanda pengkhianatan Jokowi dan keluarga ke PDI Perjuangan sudah terilhat jelas, terang benderang, yang sebelumnya masih menunggu Gibran menjadi cawapres Prabowo Subianto, akhirnya terbukti. Dan PDI Perjuangan tidak bisa apa-apa secara partai, tetapi terlihat disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani pada saat menjadi pembicara.
Ungkapan berkhianat dan bermanuver dari kader PDI Perjuangan, oleh Megawati, menunjukkan kecurigaan yang telah menjadi kenyataan. Ungkapan tentang yang dulu bersama, sekarang dipihak lain, oleh Puan, itu juga terlihat kekesalannya terhadap Jokowi dan keluarga.
Gibran yang sehari sebelumnya ikut acara PDI Perjuangan, dan menyatakan tegak lurus, kemudian besoknya ikut rapimnas Golkar, adalah sebuah kemunafikan yang ditampilkan.
Kaum elit partai mungkin hanya sindir menyindir, tetapi di “akar rumput”, di m asyarakat, pendukung PDI Perjuangan merasa kesal bukan kepalang, kekesalan memuncak. Yang 2x pemilu ikut menjelekkan Prabowo, ada orang yang dibanggakan, Jokowi, malahan mendukung Prabowo. Ditambah kekesalan dengan politik dinasti Jokowi untuk meloloskan Gibran menjadi cawapres, padahal PDI Perjuangan sudah mencapreskan Ganjar Pranowo.
Jokowi yang sebelumnya menyatakan akan ikut cawe-cawe/turut campur di pemilu, malahan berubah di depan umum, bahwa dia akan bersikap netral, setelah anaknya menjadi cawapres. Apakah PDI Perjuangan percaya terhadap pernyataan Jokowi? Apakah rakyat percaya dengan mudah pernyataan Jokowi yang telah berkali-kali berbeda dengan omongan dan tindakan?
Pertikaian kampanye akan terlihat pada saat Prabowo-Gibran berkampanye di Jawa Tengah, yang Ganjar Pranowo, sebagai Gubernur sebelumnya. Pendukung PDI Perjuangan akan menganggu kampanye Prabowo-Gibran di kota-kota Jawa Tengah. Dan percikan itu akan membawa ke nasional, pendukung PDI Perjuangan akan mengganggu kampanye Prabowo-Gibran, karena PDI Perjuangan dikhianati oleh Jokowi dan keluarga.
Percikan keributan kampanye antara pendukung Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud, akan menjadi kisah yang akan dikenang sepanjang masa. Dari orang yang didukung oleh partai, sebanyak 7x pemenangan di pilpres dan pilkada, berbelok arah dukungan ke arah pesaingnya dahulu. Jokowi juga sudah menyatakan bahwa dirinya dipilih oleh rakyat bukan oleh partai di acara projo. Itu membuat banyak simpatisan tingkat elit, menyatakan kekecewaannya, Panda Nababan salah satunya. Kemudian disusul oleh pendukung PDI Perjuangan lainnya.